Khoirukum anfaukum linnas
Sudah menjadi kodrat bagi manusia untuk menjadi yang terbaik, seorang juara. Dari ribuan sel yang berlomba untuk mencari kehidupan, hanya satu yang selamat dan akhirnya muncul sebagai seorang anak manusia.
Sudah menjadi takdir. Dari trilyunan manusia yang tersebar dimuka bumi, tetapi Allah titipkan kita pada rahim seorang wanita, yaitu ibu kita sendiri.
Kita patut bersyukur, karena bisa saja Allah titipkan kita pada rahim seorang wanita kafir atau pelaku maksiat. Tetapi karena kasih sayang-Nya jua kita dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan Islam, Alhamdulillah.
Menjadi seorang muslim adalah suatu kebanggaan. Menjadi seorang muslim berarti kita mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Menjadi seorang muslim berarti kita sudah menjadi calon pewaris penghuni surga, rumah abadi penuh dengan kesenangan yang dulu pernah ditinggali oleh bapak kita Adam as.
Menjadi seorang muslim berarti kita memiliki tanggung jawab yang besar. Seorang muslim harus menjadi raw modell bagi manusia lainnya. Sebagai contoh, sebagai panutan, dan standar kebaikan bagi seluruh alam. Ia bertugas menjaga keselarasan dan harmoni kehidupan. Apabila muslim tidak menjalankan perannya, maka niscaya kehancuranlah yang akan terjadi.
Oleh karena itu seorang muslim harus menjadi penganjur kebaikan, penebar rahmat, dan pemberi manfaat buat seluruh manusia pada umumnya dan bagi sesama muslim pada khususnya. Itulah makna dari sabda Nabi kita Muhammad Saw, Khoirukum anfaukum linnas. Artinya, sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaaat bagi manusia lainnya.
Rupanya mutiara inilah yang menyebabkan para sahabat di sekeliling Nabi Saw berlomba-lomba untuk menjadi manusia yang paling bermanfaat. Mereka mempersembahkan harta benda, jiwa dan raga mereka demi membesarkan nama Islam. Dan akhirnya jasa dan perjuangan mereka tertoreh dalam tinta emas sejarah peradaban manusia.
Dan mutiara ini bergulir mempengaruhi orang-orang yang hidup belakangan, untuk terus menjadi garda terdepan dalam memberi manfaat bagi manusia lainnya. Sehingga sampai hari ini berkat jasa orang-orang tua kita, para ulama, maka kita bisa mengecap manisnya Islam.
Semoga mutiara itu bisa meresap dalam dada kita. Terpatri dalam sanubari kita. Untuk kemudian mau berbuat. Untuk bisa menjadi manusia yang terbaik, pemberi manfaat terbanyak untuk kemaslahatan umat. Khoirukum anfaukum linnas. Semoga.