Nasehat AgamaTaujih

Konsekuensi Mencintai Nabi Saw

Konsekuensi Mencintai Nabi Saw

kemiskinanSetiap muslim yang keimanannya benar jika ditanya, “Apakah kamu mencintai Muhammad Rasulullah?” Maka pasti dengan yakin ia menjawab, “Iya, saya cinta kepada Rasulullah.”

Cinta kepada Rasulullah Saw adalah pintu gerbang untuk menuju cinta Allah SWT. Tidak mungkin seseorang dapat menggapai cintanya Allah, tanpa ia mencintai Rasulullah Saw. Sebagaiman dijelaskan pada ayat Al-Qur’an:
قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ‌ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, *ikutilah aku,* niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)

Maka pemahaman yang benar, adalah seorang muslim seharusnya mengikuti seluruh arahan Rasulullah Saw.

Bukan hanya mengikutinya af’al dan aqwal Rasulullah yang menjadi dasar tasyri’ dalam agama, melainkan mengikuti semua yang bersifat mubah pada diri Rasulullah Saw. Sederhananya, jika bisa ikuti gaya hidup, perilaku Rasulullah Saw dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tentunya didasarkan oleh perasaan cinta kasih.

Karena biasanya orang yang jatuh cinta akan mendengar segala perkataan kekasihnya. Dia rela mengerjakan apa saja, asal kekasihnya bahagia. Kebahagiaan sang kekasih adalah surga nya, dan kesedihan sang kekasih adalah neraka nya.

Kecintaan kepada Rasulullah adalah sebuah kecintaan yang logis, mengingat Rasulullah sendiri pun sangat mencintai umatnya.
Bahkan di akhir hayat, kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah “umat ku, umat ku”.
Demikian cinta dan sayangnya Rasulullah, bahkan lebih sayang dan cintanya seorang ayah kepada anaknya.

Setiap hari, setiap saat Rasulullah memikirkan keadaan umatnya, jangan sampai tergelincir dalam jurang kehancuran, dan terhempas ke dalam api neraka.

Berbagai anjuran kebaikan dari Rasulullah kepada umatnya dimaksudkan aga umatnya itu selamat di dunia dan akherat.

Rasul pun berpesan, agar setiap amal kebaikan agar menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT harus dilandasi dengan sikap ikhlas.

Setiap amalan yang kelihatannya luarbiasa dalam pandangan manusia seperti jihad dalam peperangan, sholat sunah seribu rakaat, puasa setiap hari, sedekah jutaan, milyaran… dzikir ribuan tak terhitung lagi, semuanya akan sia-sia tanpa didasari dengan Ikhlas.

Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah. Banyak orang beramal karena ingin mendapatkan ganjaran di depan.
Sedekah karena ingin kaya, sholat karena ingin hutangnya lunas, dzikiran karena ingin usaha lancar dan rizkinya banyak… Wah kalau begini caranya, berarti salah niat.

Manusia yang beramal dengan model seperti ini biasanya akan banyak menuai kekecewaan. Karena bisa jadi ketika Allah SWT tidak mengijabah do’anya maka ia futur, lemah keyakinan, dan akhirnya mundur dari amalan sholih tersebut.

Tetapi jika ia bersikap ikhlas, maka semua yang diberikan oleh Allah adalah anugerah terindah untuknya.
Inilah yang diajarkan Nabi kita yang kita cintai, Muhammad Saw.
Mau dikasih rizki banyak atau sedikit ia tetap sholat, tetap puasa, tetap dzikir. Karena keinginan nya yang utama adalah selalu ingjn dekat kepada Allah dan Rasulullah.

Kita seharusnya paham betul, jika orang yang deket dan cinta dengan Rasulullah seharusnya bukan tambah kaya, melainkan seharusnya tambah melarat.
Kemiskinan dan kefakiran bukan sesuatu yang harus ditakuti dan dijauhi, melainkan harus didekati dan dijadikan teman sehari-hari.

Bukankah Rasulullah pernah berdo’a…

Allahumma ahyini miskinan, wa amitni miskinan, wahsyurni ma’al masakin.

“Ya Allah hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam keadaan miskin, dan bangkit kan aku bersama orang-orang miskin”.

Satu lagi dalilnya, yang tertera dalam kitab An-Nurul Mubin, karangan Hadrotusy syekh Hasyim Asy’ari.

Bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:
إن الفقر الي من يحبني أسرع من السيل من اعلي الوادي او الجبل الي اسفله

Sesungguhnya kefakiran, kepada orang yang mencintai ku akan datang lebih cepat seperti banjir yang mengalir dari lembah atau gunung ke dataran rendah.

So, seluruh jama’ah Izharul Hidayah, SIAP MISKIN ?!

YUk biar sama-sama kita ke surga ketemu baginda Nabi Muhammad Saw.. aamiin Ya Rabbal ‘alamin.

 

Oleh : Abu Hanin

Related Articles

Back to top button