Lebaran Yatim Sebuah Tradisi Yang Lestari

36 1 minute read

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

Lebaran Yatim menjadi suatu tradisi yang ditunggu-tunggu oleh para anak yatim-piatu penjuru dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bagaimana tidak? Jika dihari ini mereka mereka merasa begitu spesial dan istimewa. Dihari ini mereka merasakan lagi kehangatan seorang ayah atau ibu dalam sebuah keluarga yang utuh. Sebuah rasa yang dulu pernah mereka rasakan.

Sudah lama mereka tidak sambut dengan hangat, disalami, dicium, dipeluk oleh orang yang mereka cintai, ayah atau ibu.Sudah lama jua tidak ada yang memberi hadiah kecil, yang membuat hati mereka begitu bahagia.

Sungguh saat-saat yang membahagiakan serta mengharukan ketika melihat senyuman mereka terkembang ketika menyambut kehadiran kita. Mata mereka berbinar, menatap penuh harap sambil sesekali melirik kearah tangan kita yang menenteng sedikit buah tangan.

“Abi datang..abi datang…”

Ya Allah, suara-suara kecil itu sangat membekas dihati, dan membuat kesan mendalam di sanubari.

Bagiku, tak penting kajian teoritis kenapa harus diadakan lebaran yatim? Apa dalilnya? Siapa yang pertama memulainya? Termasuk bid’ah atau bukan? Aku tak lagi peduli…

Ribut mencari dalil keabsahan kesana kemari, tapi akhirnya si yatim terbengkalai, menangis karena tidak ada yang menyambanginya ditahun ini.

Sayang dan menyayangi yatim memang tidak mesti di 10 Muharram, karena si yatim tetap harus makan tiap hari. Itu benar. Dan kita tetap harus memperjuangkan hal itu.Tetapi momen lebaran yatim jni bukankah lebih baik, ketimbang tidak sama sekali?

Bukan amal yang terbaik, tetapi setidaknya kita berharap telah berusaha mengamalkan sunah Nabi Muhammad Saw.