Muthola’ah Surah at Taubah 88-92

Muthola'ah Surah at Taubah 88-92

لَـٰكِنِ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ جَـٰهَدُوا۟ بِأَمۡوَ ٰ⁠لِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ لَهُمُ ٱلۡخَیۡرَ ٰ⁠تُۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.

*Tanbih :*
Selalu disetiap masa, ada orang-orang yang menentukan pilihan untuk bersama berjuang di jalan Allah SWT, bersama Nabi Muhammad Saw, memperjuangkan apa yang menjadi amanah Beliau Saw, menegakkan urusan agama.

Orang-orang ini dengan sukacita mengorbankan harta benda dan jiwa mereka untuk Allah. Mereka inilah yang berhak mendapatkan kebaikan-kebaikan (di dunia dan akhirat) dari Allah SWT.

Dan pantas bagi Allah SWT menyematkan kepada mereka predikat “al-Muflihun”, orang-orang yang beruntung.

أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمۡ جَنَّـٰتࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۚ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِیمُ

Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung.

*Tanbih*
Hadiah untuk para Muflihun/orang-orang yang beruntung adalah, Allah SWT telah menciptakan dan menyiapkan untuk mereka surga yang penuh dengan kenikmatan. Dan mereka akan tinggal didalam surga selamanya. Itulah kesuksesan yang sejati.

وَجَاۤءَ ٱلۡمُعَذِّرُونَ مِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ لِیُؤۡذَنَ لَهُمۡ وَقَعَدَ ٱلَّذِینَ كَذَبُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۚ سَیُصِیبُ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡهُمۡ عَذَابٌ أَلِیم

_Dan di antara orang-orang Arab Badui datang (kepada Nabi) mengemukakan alasan, agar diberi izin (untuk tidak pergi berperang), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih._

*Tanbih*
Suatu ketika Rasulullah Saw memerintahkan para sahabat mempersiapkan diri untuk berperang (Tabuk) menghadapi musuh Allah SWT.

Ketika itu ada beberapa sahabat Rasulullah Saw (3 orang) yang mengajukan rukshoh/keringanan untuk tidak mengikuti perang. Rukhos mereka sebenarnya dapat diterima oleh nalar karena alasan sakit, tua renta dan sibuk mengurusi panen kurmanya (yang terakhir ini berniat ketika sudah panen akan segera menyusul pasukan Muslimin).

Rasul pun diam. Tidak memberikan jawaban.

Ketika peristiwa itu terjadi, orang-orang yang ada penyakit didalam hatinya, orang-orang munafik yang sebenarnya membenci Allah dan Rasulullah diam memperhatikan. Dalam hati mereka (mungkin) menyusun strategi, menyusun alibi agar mendapatkan rukshoh dari Rasulullah Saw untuk tidak mengikuti perang. “Lah wong sahabat Rasulullah saja boleh tidak ikut perang. Mari sama-sama kita ajukan izin untuk tidak berperang! Ngapain capek-capek, dan beresiko besar!” Ujar mereka dalam hati.

Mereka lupa. Bahwa Allah SWT mengetahui apa yang ada didalam dada manusia. Kelak mereka akan mendapatkan balasan berupa adzab yang pedih di neraka.

لَّیۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِینَ لَا یَجِدُونَ مَا یُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا۟ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ مَا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِینَ مِن سَبِیلࣲۚ وَٱللَّهُ غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ

_Tidak ada dosa (karena tidak pergi berperang) atas orang yang lemah, orang yang sakit dan orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada alasan apa pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,_

*Tanbih*
Telah datang ketetapan dari Allah SWT, bahwasanya tidak ada paksaan dalam agama ini. Semua urusan agama islam itu mudah dan dimudahkan bagi umat Muhammad Saw.

Rukshoh itu jatuh kepada orang yang lemah, sakit dan faqir yang tidak bisa memberikan kontribusi apapun untuk perjuangan agama ini. Padahal jauh dalam lubuk hati, mereka sangat ingin memiliki andil yang nyata untuk perjuangan Islam. Demi Allah, demi Rasulullah.

Dengan demikian, apabila mereka ikhlas maka orang-orang munafik yang tadi, tidak bisa menyalahkan mereka karena meminta rukshoh kepada Rasulullah Saw.

Karena Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

وَلَا عَلَى ٱلَّذِینَ إِذَا مَاۤ أَتَوۡكَ لِتَحۡمِلَهُمۡ قُلۡتَ لَاۤ أَجِدُ مَاۤ أَحۡمِلُكُمۡ عَلَیۡهِ تَوَلَّوا۟ وَّأَعۡیُنُهُمۡ تَفِیضُ مِنَ ٱلدَّمۡعِ حَزَنًا أَلَّا یَجِدُوا۟ مَا یُنفِقُونَ

_dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu,” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang)._

*Tanbih*
Dan diantara sahabat Rasulullah yang dalam keadaan faqir, ada yang menghadap Rasulullah untuk meminta, kiranya ada tumpangan kendaraan yang dapat membawa mereka untuk pergi ke medan peperangan. Mereka ingin sekali mendampingi Rasulullah Saw, sahabat yang paling mereka sayangi. Tak sampai hati meninggalkan Rasulullah dalam peperangan, namun mereka tidak bisa bersama disampingnya.

Tak terasa airmata mereka pun bercucuran menahan kesedihan yang sangat.

Bukan meratapi kemiskinan dan kefaqiran semata, tetapi kesedihan karena tidak bisa turut andil dalam perjuangan, walau berinfaq sejumlah recehan.

Ayat yang ke 88-92 ini pun bisa menjadi i’tibar buat kita semua.
Untuk selalu bertekad menjadi bagian dari perjuangan Rasulullah Saw.

Jadilah Mujahidun, yang selalu bersungguh sungguh berjuang menegakkan sendi-sendi agama.

Kesuksesan yang kita tuju adalah predikat mulia dari Allah SWT, al-Muflihun dan Jannah/surga yang penuh dengan kenikmatan.

Jadilah orang yang dengan ikhlas berkorban dengan harta benda yang kita punya. Jangan pelit! Manusia tidak akan pernah puas dan merasa cukup tentang harta, hingga nanti mulutnya penuh tersumpal dengan tanah kuburan. Tunaikan hak mu kepada keluarga mu, tapi jangan lupakan ada bagian untuk agama mu!

Jadilah orang yang ikhlas berkorban dengan jiwa raga, untuk Islam. Tak apa letih didunia agar kita bisa beristirahat dengan tenang di surga.

Kalau pun karena kelemahan kita, kesakitan kita atau kefaqiran kita, yang dengannya kita tidak bisa berkontribusi untuk perjuangan agama ini, namun janganlah pernah putus harapan untuk berbuat baik, dan berdo’a yang baik untuk orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah.

Alih-alih membantu dan berkontribusi malah nyinyir dan menyudutkan perjuangan islam.

Biarlah air mata mu menjadi saksi, ditengah kesunyian malam, disaat kesendirian..engkau berdo’a dengan khusyuk… mendo’akan kebaikan buat Islam, buat saudara mu seiman, buat orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah SWT.

Dan biarlah Allah SWT yang menjadi saksi.

Wallahu ‘alam bis showwab.

-Abinya Hanfeiz-

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Home
Berita
Donasi
Jadwal