Noto Ati

Bismillahirrahmanirrahim,

Didalam diri kita ada segumpal daging, yang jika bagus daging tersebut maka baguslah seluruhnya. Dan sebaliknya jika rusak, maka rusaklah seluruh diri itu. Ketahuilah, daging itu adalah hati.

Inti dari ajaran makrifat dari apa yang dilakoni para sufiyun adalah bagaimana menata hati, agar hati tersebut terus dalam keadaan baik. Tidak rusak apalagi busuk. Maka mereka memiliki berbagai macam marhalah/tahapan untuk menata hati tersebut.

Kenapa begitu penting masalah hati ini? Karena dari hati maka kita mengenal siapa Allah. Cahaya Allah akan selalu turun kepada hati-hati yang suci, tidak terkotori oleh hawa nafsu duniawi dan ukhrowi. Hati dengan gelar Qolbun salim inilah yang pantas nanti menghadap Allah dengan penuh keridhaan dan rasa asyik masyuk penuh kerinduan.

Oleh karena itu bagi para salik, pecinta kesucian jiwa… Wajib untuknya selalu menata hatinya agar terus berada di koridor yang benar. Koridor yang Gusti Allah kehendaki, bukan apa yang dirinya kehendaki.Tetapi seringkali, dan banyak orang yang mengaku muslim. Mengaku beriman, tertipu sehingga dengan sadar atau tidak sadar mengotori hatinya…

Kotoran itu padahal terlihat jelas dimata zhohirnya, tetapi mata batinnya tertutup…

Dia kotori hatinya dengan satu hal…

 

B E N C I

Benci inilah sang perusak hakiki

Benci inilah sang pemutus tali silaturahmi

Benci inilah lawan dari ketidakadilan..

Benci inilah sang pembawa kehancuran

 

Oh diri, aku berwasiat kepada mu… Janganlah engkau terlalu membenci, karena bisa jadi diujung kebencian itu ada cinta…

Dan aku berwasiat kepada wahai diriku, janganlah terlalu mencinta, karena setelah habis manis cintamu, maka yang tersisa adalah kebencian…

Cintai karena Allah, dan bencilah karena Allah.

Pernahkah kau mendengar sabda Rasullullah Saw, sang manusia agung..yang lidahmu selalu basah menyebut-nyebut namanya…

 

Dia bersabda :

افضل الفضائل ان تصل من قطعك و تعطي من حرمك و تصفح عمن ظلمك

Artinya :

Keutamaan yang paling utama adalah menyambung kepada orang yang telah memutuskan tali silaturahim kepada mu, memberi kepada orang yang telah menolak permintaan mu, dan menyalami, menjabat tangan orang yang telah menzolimi mu.

Demikianlah, semoga engkau (wahai diri) masih mau mendengar nasehat sang Nabi Saw.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Didik Ariyadi, M.Pdi

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Home
Berita
Donasi
Jadwal