4 Pilar Dakwah bag-1

Bagian ke-1

الحق بلا نظام يغلبه الباطل بالنظام.

Al haqqu bila nizhomin yaghlibuhul bathilu bin nizhomi

“Kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.”

Slogan ini tentu sering kita dengar diucapkan oleh para mubaligh maupun para aktivis dakwah Islam.

Slogan ini konon adalah perkataan yang diucapkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sesaat ketika mendengar wilayah kekuasaannya diambil oleh Muawiyah. Ibnu Atsir (w.630H).

Namun penelitian lebih lanjut dari Dr.Ja’far Assagaf, selaku dosen IAIN Surakarta, sekaligus perwakilan Asosiasi Ilmu Hadits Indonesia, menyebutkan bahwa redaksi slogan tersebut bukan berasal dari Ali bin Abi Thalib (w. 40H) tetapi berasal dari perkataan Musthafa Shabri Afandi (w. 1373H/1954M) yang diilhami oleh Imam Ali Karamallahu wajhah. (Lihat www.asilha.com)

Terlepas dari polemik slogan tersebut secara sanad, tetapi kita para aktivis dakwah Islam sepertinya sepakat dengan konten dari slogan itu.
Bahwasanya organisasi dalam dakwah adalah sebuah kebutuhan. Tidak mungkin dakwah akan berkembang tanpa diurus dengan manajemen yang baik.

Justru kita akan kalah sebelum berjuang, dengan kebatilan diluar sana yang luar biasa terorganisir. Bukan hanya terorganisir secara administratif tetapi terorganisir secara finansial.
Walhasil dakwah Islam akan selalu terbelakang, atau paling tidak mengalami kondisi stagnan, sedangkan dunia ini selalu berkembang dan dinamis.

Secara riil dilapangan sekarang ini, betapa banyak terjadi di negeri kita ini kebatilan semakin semarak, meninggi, mulia bak sang raja. Sedangkan kebajikan, yang haq diposisikan rendah dan hina.

Bahkan seringkali agama Islam ini dihina, Nabi kita Muhammad dicaci maki, namun kita pun seakan enggan, takut dan mungkin malu untuk membela. Karena diliuar sana banyak pelaku kebatilan yang menerkam bak harimau siapa saja yang berani bersuara atau menyuarakan yang haq.
Kebenaran terpaksa dibungkam.

Kenapa seperti itu ? Bukankah kita moyoritas di Indonesia ini? Bukan atas rahmat Allah dan perjuangan suci dari umat Islam sehingga negeri ini merdeka dan lepas dari penjajahan negara kafir?
Lalu kenapa kita Sekarang masih seperti budak di negeri sendiri? Kenapa kita yang muslim harus selalu tepo seliro dengan agama yang lain, sedangkan yang kita lihat kafir-kafir dengan mata sipit dikuar sana seenaknya menghina agama dan Nabi kita?! Kenapa ?! Silahkan jawab!

Sebut seorang misionaris semisal Joseph Paul Zhang yang berkoar-koar menebar kebencian dan permusuhan kepada Islam. Manusia sakti Abu Janda yang meskipun racun yang keluar dari mulutnya sudah menyakiti banyak orang tetapi sampai detik ini pun tidak tersentuh hukum! Ajaib.
Dilain sisi banyak aktivis Islam yang dipenjara karena dianggap meresahkan atau merepotkan rezim. Astaghfirullah.

Stop. Kita sudahi sumpah serapah kita. Karena tidak ada gunanya berbicara dengan manusia yang tidak punya hati.

Mari fokus dengan strategi dakwah. Dari uraian diatas, kita sadar umat Islam sekarang sedang digiring dalam sebuah skenario besar penghancuran Islam. Mereka membuat friksi friksi diantar organisasi dakwah dengan cara inflitrasi, menyusup kedalam organ dakwah tersebut untuk menghancurkan organisasi Islam dari dalam.

Ada dua organisasi sayap besar di Indonesia ini, yang berkat kiprah mereka Indonesia masih tegak berdiri. Maka dua organisasi besar ini harus diahancurkan, atau paling tidak dijinakkan. Agar tidak menjadi kutu yang membuat gatal musuh-musuh Islam.

Bukan bermaksud menuduh, tetapi kemungkinan masuknya Abu janda ke tubuh NU adalah cara untuk merusak NU. Begitu juga pemahaman sekulerisme dan liberalisme yang menjangkiti pemikiran para pemuda NU dewasa ini adalah cara untuk merusak NU dari dalam dan perlahan-lahan.

Masuk nya pemahaman Salafisme Neo-Wahabisme di tubuh Muhammadiyah pun bisa jadi agen X ini sudah bermain didalam tubuh Muhammadiyah. Ekslusifisme dalam fikih kembali dielu-elukan dan diangkat ke permukaan, sehingga rentan timbul gesekan kembali di masyarakat. Contoh dalam hal ini ketika pengurus Muhammadiyah kembali mengadakan konsolidasi tajdid mengenai hukum sholat tarawih 11 raka’at dan qunut shubuh. Sebuah ide usang yang diangkat lagi menjadi sebuah isu. Mubazir.

Belum lagi paham-paham aneh yang semarak di medsos dan dikonsumsi anak-anak melenial jaman now. Dengan slogan tua dan pemahaman kaku, yang menawarkan “Ayo kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunah” tetapi rapuh dalam konsep akidah.

Apakah belum terbesit, inilah agenda tersembunyi untuk menghancurkan Islam di Indonesia. Yaitu dengan mencerai-beraikan umatnya.

Oleh : Abinya Hanfeiz

Bersambung…

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Home
Berita
Donasi
Jadwal